Powered By Blogger

Minggu, 23 Oktober 2011

Farrel, tunanetra cilik masuk rekor MURI bidang IT

Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) bidang informasi teknologi (technology information/ IT) di Semarang. Ia mampu mengaplikasikan 14 program komputer. Bagaimana bisa? 

Adalah siswa Kelas 2 dari SD Inklusi Putra Bangsa, Klaten, Yogyakarta, Alexander Farrel Rasendria Haryono (7), diuji atas kemampuannya mengaplikakan 14 program komputer oleh MURI yang diadakan di Duta Pertiwi Mall, Kota Semarang, Kamis (19/3/2009).

Program komputer yang uji adalah Ms Word, Ms Excel, program translator huruf cetak ke braille dan sebaliknya (Duxbury), program translator huruf cetak ke braille dan sebaliknya (MBC), kamus bicara (meldict), Embossing, Printing, open book, Internet, browsing, mailling list, chating, hitungan digital, dan game auditif.

Bagaimana bisa tunanetra mengaplikasikan komputer, melihat saja tidak bisa? Mungkin hal itu akan ada dibenak kita semua. Walau ia tidak melihat, namun ia bisa mendengar. Nah, komputer bukan komputer dengan perangkat biasa, yang digunakan menggunakan perangkat lunak dengan fasilitas pengiriman 'voice' kepada si pengguna komputer, maksudnya ada suara yang muncul.

Setiap ia menekan toot/ tombol keyboard komputer, maka akan ada sinyal suara yang didengar oleh anak tersebut. Misalnya menekan enter, maka suara yang didengar adalah 'enter' dengan dialeg Inggris.

Penjelasanya rumitnya, pada komputer cukup memasang soundcard dan speaker pada komputer, lalu memasang software pembaca layar (screen reader) yang fungsinya sama seperti yang telah penulis jelaskan di atas. Produk pembaca layar yang sangat populer dan juga penulis gunakan hingga saat ini adalah JAWS (Job Access With Speech).

Nah, lewat aplikasi JAWS inilah pengguna komputer tunanetra semakin memperluas pengetahuan dalam mengaplikasikan komputer. Lebih dari itu, tunanetra dapat mengoperasikan berbagai pengolah kata, pengolah data, spreadsheet, aplikasi pembuat musik, multimedia, messenger, bahkan berselancar di internet dan mendesain situs ini. Bahkan para tunanetra juga dapat bercakap-cakap via messenger, burn CD/DVD, melakukan konversi audio/video, dan belajar beberapa bahasa pemrograman seperti Visual Basic dan Visual C++.

Prestasi Anak SOIna

Pada ajang Special Olympics World Summer Games (SOWGs) XII, pada 2-11 Oktober 2007 di Shanghai China, Kontingen SOIna (Special Olympids Indonesia) mengirimkan 30 kontingen dari 20 atlet, 8 pelatih, 1 official, dan 1 ketua kontingen.
Pada event tersebut, Indonesia telah bersaing dengan 168 negara. Dari 23 cabang olahraga yang dipertandingkan, SOina mengikuti tiga cabang atletik, bulu tangkis, dan tenis meja. Akhirnya SOIna memperoleh Total Medali : 9 Emas , 9 Perak , 4 Perunggu , 7 Ribon (4), 6 Ribon (5), 2 Ribon (6), 1 Ribon (7), 1 Ribon (8).
Kemudian tahun berikutnya pada ajang Special Olympiad Australia National Junior Games, kompetisi internasional untuk tingkatan Sekolah Luar Biasa (SLB), yang diselengga-rakan di Canberra Australia, 11 hingga 13 April 2008. dalam kompetisi ini, Indonesia memborong 6 emas, 4 perak dan 3 perunggu.
Dan baru-baru ini Tim SOIna berhasil menoreh prestasi gemilang pada olympiade musim dingin tunagrahita tingkat dunia, (Special Olympics World Winter Games/ SOWWG) 2009 di Idaho, Amerika Serikat. Prestasi yang diraih anak difabel ini adalah 2 medali emas, 2 perunggu dan 1 ribbon.
Prestasi tersebut diraih dalam cabang olahraga Snowshoeing (lari di atas salju). Dua Medali emas diraih oleh Abdul Hadi (24) dalam nomor 400 meter dan Chahyo Estiadi Budi Syahputro (21) dalam nomor 100 meter. Sementara medali perunggu diraih oleh Chahyo Estiadi Budi Syahputro dalam nomor 200 meter dan Johannes Nugroho Kurniawan (36) dalam nomor 50 meter. Adapun ribbon (pita) urutan 6 diraih oleh Johannes Nugroho Kurniawan dalam nomor 25 meter.
SOIna merupakan organisasi berakreditasi menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga penyandang Tunagrahita di Indonesia. Beberapa anak yang tergabung dalam SOIna telah berhasil mengukir prestasi
ditingkat internasional.